Rabu, 29 April 2009

Operator Telekomunikasi Indonesia Dinilai Kebanyakan




JAKARTA - Jumlah operator telekomunikasi di Indonesia juga dinilai terlalu 'gemuk'. Berdasarkan riset Merryl Lynch Desember 2008, operator Indonesia berjumlah 10 perusahaan.

Sebagai perbandingan, operator telekomunikasi di Australia dan Filipina hanya 4 operator. Sedangkan di Korea, China, dan Malaysia hanya tiga operator, Thailand dan India lima operator.

Hal itu diungkapkan Ketua Komite Tetap Telekomunikasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia Johnny Swandy Sjam pada Seminar 'Evaluasi Satu Tahun Beleid, di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (29/4/2009).

Banyaknya jumlah pemain dalam bisnis telekomunikasi, Menurut Johnny� menyebabkan sistem kemitraan atau kerja sama akan mengambil posisi penting. "Kemitraan antara inovator, content publisher, pengiklan dan pengguna akan menentukan isi dan arsitektur telekomunikasi," katanya.

Selain itu, Johny juga mengungkapkan, Tarif telekomunikasi di Indonesia tercatat sebagai tarif terendah dibandingkan negara lain. Hal itu merupakan dampak dari pemberlakuan beleid 1 April 2008, yang memaksa operator untuk menurunkan biaya tarif telekomunikasi dan perang tarif yang terjadi di Indonesia.

Sebelumnya biaya telekomunikasi Indonesia berada di peringkat kedua termahal setelah China. Biaya telekomunikasi di Indonesia mencapai USD18 per menit, lebih murah daripada biaya telekomunikasi di China USD 22 per menit.

Saat ini tarif Indonesia setara dengan tarif telekomunikasi di Hong Kong USD1,8 per menit, di bawah tarif telekomunikasi India USD2 per menit, Thailand USD5 per menit, Malaysia USD5,5 per menit, dan Korea USD8 per menit. (srn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar